Modul 2 – Bibliology and Hermeneutics

[Bibliology & Hermeneutics]

Sesi – #6

INSPIRASI ALKITAB

Apa yang dimaksud dengan inspirasi dan bagaimana hal itu terjadi?

Catatan: Istilah “diinspirasikan” (theopneustos) diterjemahkan juga dengan “diilhamkan” dalam kitab LAI Terjemahan baru (2 Tim. 3:16).

Bagian ini merupakan bagian yang sangat penting di dalam memahami prinsip-prinsip lainnya di dalam Alkitab seperti doktrin ineransi dan infalibilitas Alkitab, Pemahaman seseorang terhadap doktrin inspirasi Alkitab ini akan menentukan bagaimana cara orang tersebut membacanya dan menafsirkannya. Pemahaman yang baik dan benar terhadap doktrin inspirasi Alkitab ini akan menuntun kita kepada cara penafsiran yang Alkitabiah (eksegesis) dan tidak memaksakan pengertian sendiri ke dalam Alkitab (eisegesis).

Berikut ini adalah merupakan pertanyaan-pertanyaan Utama yang akan dibahas dalam bagian ini:

  • Apa maksudnya bahwa Alkitab diilhamkan/diinspirasikan oleh Allah?
  • Bagaimana proses inspirasi/pengilhaman itu terjadi?
  • Bagaimana pandangan seseorang mengenai inspirasi/pengilhaman Alkitab dapat mempengaruhi caranya membaca dan menafsirkan alkitab?

Apa yang dimaksud dengan inspirasi?

Berdasarkan kamus American Heritage Dictionary, kata “inspirasi” dapat diartikan secara beragam seperti berikut di bawah ini:

  • Stimulasi pikiran atau emosi kepada sebuah perasaan atau aktifitas tingkat tinggi.
  • Sebuah agen, seperti misalnya seseorang atau karya seni, yang menggerakkan intelek atau emosi atau tindakan atau penemuan.
  • Sesuatu seperti sebuah tindakan kreatif atau ide yang tiba-tiba yang diinspirasikan.
  • Kualitas dari inspirasi atau pujian: sebuah lukisan penuh inspirasi
  • Tindakan membawa masuk, khususnya menghisap udara kedalam paru-paru.
  • Bimbingan ilahi atau pengaruh yang digunakan langsung kepada pikiran atau jiwa manusia.

Berdasarkan penjelasan beberapa arti yang disebutkan di atas ini, arti yang lebih tepat dari istilah “inspirasi” atau “pengilhaman” ada pada urutan yang terakhir yaitu: Bimbingan ilahi atau pengaruh yang digunakan langsung kepada pikiran atau jiwa manusia.” Namun artian ini memerlukan penjelasan yang lebih dalam lagi.

Sebelum masuk ke dalam bahasan lebih lanjut, ilustrasi di bawah ini memberikan gambaran perbandingan dari istilah-istilah yang perlu kita ketahui yaitu antara Pewahyuan (Revelation), Inspirasi/Pengilhaman (Inspiration) dan Iluminasi/Pencerahan (Illumination).

  • Pewahyuan (Revelation):
    Tindakan dimana Allah menyatakan kebenaran kepada manusia melalui wahyu khusus (Alkitab, nabi, dll) dan wahyu umum (alam semesta, kesadaran, hati nurani, dll).
  • Inspirasi/Pengilhaman (Inspiration):
    Tindakan dimana Allah menuntun para penulis Alkitab, memberikan firmanNya dengan menggunakan unsur-unsur manusianya secara penuh yang terdapat pada diri manusia tersebut untuk menghasilkan kitab suci.
  • Iluminasi/Pencerahan (Illumination):
    Tindakan dimana Allah memberikan pencerahan atau iluminasi kepada manusia sehingga mengerti wahyuNya dan kaitannya dengan kehidupan mereka.
“Sine qua non of evangelical theology”

Jadi, prinsip inspirasi atau pengilhaman Alkitab hanya terjadi kepada penulis Alkitabnya sehingga dapat menuliskannya tanpa kesalahan. Inspirasi atau pengilhaman Alkitab bukan terjadi kepada pembacanya. Bagi pembacanya diperlukan pencerahan atau iluminasi dari Roh Kudus agar dapat memahami Firman Allah yang dituliskan dan bagaimana menerapkannya di dalam kehidupan imannya. Ini merupakan prinsip penting yang tidak dapat diabaikan untuk menafsirkan Alkitab secara benar dan Alkitabiah (“sine qua non of evangelical theology). Itulah alasannya mengapa kita sebagai pembaca, pada langkah awal, harus menemukan makna yang dimaksudkan oleh si penulis Alkitab (Author’s intent) dan kepada siapa tulisannya itu ditujukan pada mulanya.

“The watershed issue of contemporary evangelicalism”

Di dalam 2 Timotius 3:16-17, istilah Yunani yang digunakan untuk kata “diilhamkan” adalah “theopneustos (θεόπνευστος) yang secara literal di artikan sebagai yang “dinafasi oleh Allah.” Ini merupakan sebuah ungkapan yang khas dan sakral yang dikenakan kepada setiap tulisan yang tertulis di dalam Alkitab kita.

2 Timotius 3:16-17, Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.  Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.

θεόπνευστος =

θεός (theos)

+

πνευστος (pneustos)

theopneustos  =  Lit. “Dinafasi oleh Allah.”

Lalu, bagaimanakah caranya proses pengilhaman atau inspirasi ini terjadi kepada si penulis Alkitabnya? Di dalam 2 Petrus 1:20-21 memberikan petunjuk kepada kita berkaitan dengan hal ini. Ayat ini seringkali di salah artikan:

2 Petrus 1:20-21, Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,  sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.

TAFSIRAN YANG SALAH:

  • Ungkapan “ditafsirkan menurut kehendak sendiri” seringkali di salah artikan dengan merujuk kepada penafsiran wahyu Allah oleh pembacanya sehingga mereka dapat membaca Alkitab dengan benar. Namun jika kita memperhatikan kalimat selanjutnya, maka menjadi jelas yang dimaksudkan dengan ungkapan “ditafsirkan menurut kehendak sendiri” adalah berbicara tentang wahyu Allah yang harus ditafsirkan oleh penulisnya dan disampaikan kepada umat Allah (ungkapan: “berbicara atas nama Allah”).

TAFSIRAN YANG BENAR:

  • Menunjuk kepada penafsiran wahyu Allah kepada penulisnya sehingga ia dapat menulis Alkitab dengan benar.

kata “dorongan” memiliki makna yang khas yaitu diambil dari Bahasa Yunaninya, pheromenoi yang dapat ditemukan juga dalam Kisah Para Rasul 27:17, ketika kapal yang ditumpangi Paulus hanyut dan membiarkannya terapung-apung, membiarkan saja kearah mana angin mendorong perahu itu (“mereka menurunkan layar dan membiarkan kapal itu terapung-apung saja.” Kis. 27:17)

“dorongan” = φερόμενοι (pheromenoi)

  • Lit: “membawa,” “menuntun,” atau “menggiring.”
  • Digunakan pada sebuah kapal yang dibawa oleh angin (Kis. 27:17)

BEBERAPA MACAM TEORI INPIRASI:

Terdapat beberapa macam teori inspirasi yang ada seperti yang disebutkan di bawah ini, dan bagaimanakah pemahaman inspirasi yang benar yang terjadi dalam proses penulisan Alkitab kita?

  1. Natural : Keyakinan bahwa orang-orang tertentu dikaruniakan secara khusus melalui kemampuan alami yang Allah berikan untuk menulis Alkitab. Penekanan sepenuhnya pada unsur manusia dan mengabaikan turut campur tangan Allah di dalam proses penulisannya (100% manusia, 0% Allah). Teori ini lebih disukai dan diterima oleh kaum liberal.
  2. Iluminasi  : Keyakinan bahwa Roh Kudus bergerak di dalam individu-individu tertentu untuk menulis melebihi kemampuan alaminya sendiri. Adanya dorongan tambahan yang diberikan oleh Roh Kudus di dalam memberikan kemampuan ekstra dalam diri si penulisnya dalam menuliskan Alkitab. (90% manusia, 10% Allah).
  3. Partial  : Keyakinan bahwa beberapa bagian Alkitab di inspirasikan oleh Allah, sebut saja, sesuatu yang berkaitan dan berguna bagi doktrin, masalah iman dan praktek kehidupan,” tetapi tidak semuanya diinspirasikan oleh Allah. Masalah sejarah dan science (ilmu pengetahuan) tidak termasuk oleh karena tidak ada hubungannya dengan tujuan Allah. Penjelasan ini dapat digambarkan dengan 50% unsur manusia dan 50% unsur Allah dalam proses penulisannya (50% manusia, 50% Allah).
  4. Degree : Keyakinan bahwa seluruh Alkitab diinspirasikan oleh Allah tetapi beberapa pasal lebih diinspirasikan dari pada bagian yang lain. “Hari-hari penciptaan” contohnya, ditulis dalam bahasa yang telah disesuaikan, untuk mudah dimengerti tetapi tetap diinspirasikan oleh Allah (90% Allah, 10% manusia).
  5. Mechanical Dictation  : Allah menggunakan tangan manusia yang secara pasif menulis firmanNya. Penekanan Utama pada unsur Allah dan mengabaikan usaha manusia dalam proses penulisan Alkitab  (100% Allah, 0% manusia).
  6. Verbal Plenary  :  Seluruh Alkitab diinspirasikan sepenuhnya oleh Allah yang menggunakan unsur manusia sepenuhnya yang terdapat di dalam manusia itu sendiri  untuk menyelesaikannya tanpa salah (100% manusia, 100% Allah).

Ilustrasi di bawah ini menggambarkan posisi dari masing-masing teori inspirasi dimana semakin ke arah kiri semakin menekankan unsur manusianya dan semakin ke arah kanan menekankan unsur keAllahannya. Verbal Plenari menempatkan teori inspirasi dalam penulisan Alkitab sebagai yang sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia.

Lalu, dimanakah inspirasi itu terjadi?

  • Apakah inspirasi itu terjadi di dalam Pikiran Allah;
  • Pikiran Penulis;
  • Kalimat-kalimat yang ditulis;
  • Pesan yang disampaikan; atau
  • Pesan yang diterima?

Sekarang sudah menjadi jelas bahwa yang dimaksudkan dengan inspirasi atau pengilhaman Alkitab yang dikenakan dalam proses penulisan Alkitab terjadi pada pemikiran si penulisnya yang dituangkan di dalam kalimat-kalimat yang ditulisnya sehingga tanpa salah. Dan ini merupakan penafsiran yang sifatnya objektif.  Jika ada pada pikiran Allah maka kita tidak akan pernah dapat memahaminya, demikian pula Jika diletakkan pada pendengarnya atau penafsirnya, maka akan penafsirannya akan bersifat subyektif dan tidak sesuai dengan yang seharusnya.

Pendekatan cara membaca dan menafsirkan Alkitab yang menekankan kepada unsur keAllahannya (bible of God) saja dan mengabaikan unsur manusianya  dapat mengakibatkan apa yang disebut sebagai penyimpangan dari Docetisme Alkitab.

BIBLICAL DOCETISME

“The Evangelical Heresy”

Sebuah metode menafsirkan Alkitab dengan mengabaikan unsur manusia secara total , menekankan hanya pada unsur ilahi (bible of God).  Pendekatan ini seringkali dipengaruhi oleh teori Mechanical Dictation (namun tidak terbatas hanya pada pengaruh ini saja).

Efek Hermeneutik atau cara membaca dan menafsirkan Alkitab akibat dari Biblical Docetism:

  • Secara random/sembarangan membuka Alkitab dan mencari apa yang Allah katakan kepada dirinya.
  • Menganggap bahwa setiap tulisan ditujukan langsung untuk Anda (2 Tawarikh 7:14).
  • Percaya bahwa nomor pasal dan nomor ayat diinspirasikan oleh Allah.
  • Percaya bahwa urutan kanon diinspirasikan oleh Allah.
  • Mengabaikan sifat-sifat kemanusiaan penulis.
  • Mengabaikan aturan penafsiran yang diperlukan dari jenis literaturenya (puisi, narasi, sejarah, surat-surt, dsb.) yang disampaikan .
  • Percaya bahwa jika ada di dalam Alkitab, pasti benar (Kejujuran Alkitab mencatat kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Alkitab juga).
  • “over-literalization” Alkitab (terlalu literal dan mengabaikan konteks yang ada).
  • Mengabaikan penyataan progresif (wahyu yang berkembang)

Sebaliknya, cara kaum liberal dalam membaca dan menafsirkan Alkitab hanya menekankan pada unsur manusianya saja (bible of man)  tanpa sedikitpun melihat adanya unsur campur tangan Allah dalam penulisannya, dan oleh karenanya menganggap bahwa Alkitab berisi mitos-mitos dan tidak mempercayai adanya mujizat-mujizat.

Cara yang benar dalam membaca dan menafsirkan Alkitab berdasarkan teori inspirasi Alkitab adalah sebagai berikut: Langkah awal adalah setiap pembaca Alkitab harus melakukan pendekatan kepada unsur manusianya dahulu. Hal ini dikarenakan bahwa inspirasi atau pengilhaman Allah terjadi kepada penulisnya. Jadi tugas Utama dari pembacanya adalah untuk mengetahui maksud daripada si penulis aslinya dan kepada siapa tulisan itu ditujukan. Isu apa yang sedang dihadapi oleh sipenulis. Semua ini harus memperhatikan konteksnya, gramatikanya, latar belakang sejarahnya dan dibaca secara sederhana, literal normal. Sesudah itu barulah kita melakukan pendekatan kepada unsur keAllahannya, apa yang ingin Allah sampaikan kepada pendengar pada waktu itu melalui sipenulisnya. Kebenaran-kebenaran yang bagaimana yang berlaku sepanjang masa dapat di aplikasikan ke dalam kehidupan iman kekristenan dalam konteks masa kini. (Penjelasan detil mengenai hal ini akan di bahas lebih dalam pada bagian-bagian berikutnya).

Di dalam Alkitab kita juga dapat menemukan unsur-unsur yang menggambarkan dari sifat-sifat atau karakter dari si penulisnya seperti yang dituliskan di bawah ini:

Contoh-contoh dari elemen manusia di dalam Alkitab:

  1. Emosi : Mazmur, Roma 9
  2. Perbedaan Gramatikal: Ibrani dan Yohanes
  3. “Kesalahan” Grammatika: Roma 5
  4. Phenomenological Language : Yoshua 10:13
  5. Penggunaan Angka yang dibulatkan.

RANGKUMAN:

INSPIRASI :

Tindakan dimana Allah menuntun para penulis Alkitab, memberikan mereka firmanNya sambil secara penuh memakai unsur-unsur kemanusiaannya untuk menghasilkan Alkitab (Sepenuhnya manusia, Sepenuhnya Allah).

Inspirasi adalah…

VERBAL :

mencakup setiap kata-kata dalam Alkitab bukan hanya pengajarannya (Menolak Teori Partial).

PLENARY :

mencakup segala sesuatu yang ada dalam Alkitab, bukan hanya sebagian saja yang berkaitan dengan masalah iman dan praktek kehidupan (Menolak Teroi Degree).